Wheel Kirby Walking

Selasa, 27 Desember 2011

BAB 2


MASA PRA AKSARA DI INDONESIA
A. Pengertian Masa Pra Aksara
Masa pra aksara atau biasa disebut masa prasejarah adalah masa dimana kehidupan manusia masih belum mengenal tulisan. Manusia yang diperkirakan hidup pada masa ini adalah manusia purba. Sumber untuk mengetahui kehidupan manusia purba melalui peninggalan-peninggalan yang berupa fosil hewan maupun tumbuhan.
Zaman pra aksara di Indonesia berlangsung sampai abad ke-3 Masehi. Jadi, pada zaman ke-4 Masehi, manusia baru mengenal tulisan. Hal tersebut dapat diketahui dari batu bertulis yang terdapat di Muara Kaman, Kalimantan Timur yang diperkirakan dibuat kurang lebih tahun 400 Masehi.

B. Perkembangan Kehidupan Masyarakat pada Zaman Pra Aksara

1.     Pembabakan zaman pra aksara berdasarkan arkeologi

a.      Zaman batu
menunjuk pada suatu periode dimana alat-alat kehidupan manusia terbuat dari batu maka dominan alat alat yang digunakan adalah terbuat dari batu.

1.     Zaman batu tua (paleolithikum)
suatu masa dimana hasil buatan alat-alat dari batunya masih kasar dan belum diasah sehingga bentuknya masih sederhana. Misal, kapak genggam. Hasil kebudayaan ini banyak ditemukan di daerah Pacitan dan Ngandong, Jawa Timur.
2.     Zaman batu madya (Mesolithikum)
masa peralihan dimana cara-cara pembuatan alat-alat kehidupannya lebih baik dan lebih halus dari zaman batu tua. Missal, pebble/kapak Sumatera.
3.     Zaman batu muda (Neolithikum)
suatu masa dimana alat-alat kehidupan manusia dibuat dari batu yang sudah dihaluskan, serta bentuknya lebih sempurna dari zaman-zaman sebelumnya. Misal, kapak persegi dan kapak lonjong.

b.      Zaman logam
Pada zaman ini logam telah dikenal dan digunakan secara dominan. Perkembangan  zaman logam di Indonesia langsung memasuki zaman perunggu dan besi secara langsung. Karena hasil temuan lebih dominan adalah perunggu, maka zaman logam disebut juga sebagai zaman perunggu.

2.     Pembabakan zaman pra aksara berdasarkan ciri kehidupan masyarakat
a.     Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana
Pada masa ini, kehidupan manusia hanya terpusat pada upaya mempertahakan diri yang sangat bergantung pada alam lingkungan sekitarnya.
1.      Keadaan lingkungan
Tepi pantai, sungai, danau atau tempat-tempat yang banyak air dan bahan merupakan tempat tinggal manusia purba. Mereka mendapatkan makanan secara langsung dari alam.
2.      Keberadaan manusia
a.     Penelitian tahap I (1889-1909) dilakukan oleh Dr. Eugene Dubois, yang menduga bahwa manusia purba hidupnya pasti di daerah tropis. Dubois menemukan fosil Pithecanthropus Erectus di Trinil, dekat Ngawi, manusia wajak di daerah Kediri Jawa Timur, dan penemuan manusia purba di Kedungtrubus.
b.     Penelitian tahap II (1931-1941) dilakukan oleh Ter Haar Oppenoorth, dan Van Koeningswald. Mereka menemukan tengkorak dan tulang kering Pithecanthropus Soloensis di Ngandong, Kabupaten Blora. Tahun 1936, Tjokrohandojo menemukan fosil tengkorak anak-anak di utara Mojokerto. Tahun 1936-1941, Van Koeningswald menemukan fosil-fosil rahang, gigi, dan tengkorak di Sangiran Surakarta.
c.     Penelitian tahap III (1952-sekarang) sebagian besar penemuan dilakukan di Sangiran yang menemukan bagian tubuh Pithecanthropus, tulang muka dan dasar tengkorak.

*    Macam manusia purba di Indonesia

a.      Meganthropus Paleojavanicus
Jenis manusia tertua yang berasal dari lapisan bawah, dan berarti manusia besar dari jawa, yang pernah ditemukan oleh Van Koeningswald tahun 1936 dan 1941 di formasi Pucangan, Sangiran. Fosil yang ditemukan berupa rahang yang berukuran besar. Fragmen rahang bawah lain ditemukan oleh Marks tahun 1952 di lapisan terbawah formasi Kabuh.
b.      Pithecanthropus Erectus
Fosil yang paling banyak ditemukan di Indonesia, yaitu di Mojokerto, Kedungtrubus, Trinil, Sangiran, Sambungmacan, dan Ngandong. Tingginya kira-kira 165-180cm.
c.      Homo Sapiens
·        Homo Sapiens Wajak I ditemukan didekat Campurdarat Tulungagung Jawa Timur oleh Van Rietschoten tahun 1889. Temuan tersebut diselidiki pertama kali oleh Dubois.
·        Homo Sapiens Wajak II ditemukan oleh Dubois tahun 1890 di tempat yang sama.
*    Homo Sapiens yang ditemukan di Indonesia banyak memiliki campuran dengan manusia pendatang dari Yunani. Manusia jenis ini yang kemudian menjadi nenek moyang Indonesia.

3.        Teknologi
Hanya mengutamakan segi praktis sesuai dengan tujuan penggunanya saja, namun lama kelamaan ada penyempurnaan bentuk. Di Indonesia dikenal dua macam teknik pokok, yaitu teknik pembuatan perkakas batu yang disebut tradisi kapak perimbas dan tradisi serpih.

4.        Kehidupan Sosial
Mereka hidup berkelompok dengan pembagian tugas, yang laki-laki ikut berburu dan yang perempuan mengumpulkan makanan dari tumbuhan dan hewan-hewan kecil, dan mereka bekerjasama dalam rangka menanggulangi serangan  binatang buas maupun adanya bencana alam yang sewaktu-waktu dapat mengusik kehidupan mereka.

b.  Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut
Pada masa ini, sudah ada usaha-usaha untuk bertempat tinggal secara tidak tetap di gua-gua alam, terutama di gua-gua payung, yang setiap saat mudah untuk ditinggalkan.
1)        Keadaan lingkungan
Api sudah dikenal sejak sebelumnya. Tumbuh-tumbuhan yang mula-mula ditanam adalah kacang-kacangan, mentimun, umbi-umbian, dan biji-bijian, seperti juwawut, padi, dsb.
2)        Keberadaan manusia
Ada dua ras yang mendiami Indonesia pada permulaan Kala Holosin, yaitu Austromelanesoid dan Mongoloid. Mereka berburu kerbau, rusa, gajah, badak, untuk dimakan.
3)        Teknologi
Ada tiga tradisi pokok pembuatan alat-alat, yaitu, tradisi serpih bilah, tradisi alat tulang, dan tradisi kapak genggam Sumatera.

4)        Masyarakat
Masyarakat mendiami gua-gua terbuka yang dekat dengan sumber air atau sungai sebagai sumber makanan, berupa ikan, kerang, siput, dsb.
                                                                                                
c.      Masa bercocok tanam
Pada masa ini sudah mulai ada usaha bertempat tinggal disuatu perkampungan.
1)        Manusia
Manusia yang hidup di daerah Indonesia Barat mendapat pengaruh besar dari bangsa Mongoloid, sedangkan di Indonesia Timur sampai sekarang lebih dipengaruhi oleh komponen Austromelanesoid.
2)        Teknologi
Berkembangnya kemahiran mengasah alat dari batu dan mulai dikenalnya teknologi pembuatan gerabah.
3)        Kehidupan masyarakat
Masyarakat mulai meninggalkan cara-cara berburu dan mengumpulkan makanan. Mereka sudah menunjukkan tanda-tanda akan menetap disuatu tempat, dengan kehidupan baru, yaitu mulai bercocok tanam secara sederhana dan mulai memelihara hewan, dll.
4)        Pemujaan roh nenek moyang
Pemujaan roh leluhur maupun kepercayaan terhadap adanya kekuatan gaib menjadi adat kebiasaan saat itu. Kebiasaan semacam itu disebut animisme dan dinamisme. Tradisi mendirkan bangunan megalitik (batu besar) muncul berdasarkan kepercayaan adanya hubungan antara yang hidup dengan yang mati.

d.    Masa perundagian
Pada masa ini mulai ditemukan bijih-bijih logam sehingga brebagai peralatan terbuat dari logam.
1)        Penduduk
Perkampungan sudah mulai besar, karena adanya hamparan pertanian dan mereka kemudian mulai mengadakan aktifitas perdagangan.
2)        Teknologi
Berkembangnya teknologi peleburan, pencampuran, penempaan, pencetakan, berbagai jenis logam yang dibutuhkan oleh manusia. Penggunaan kapak batu diganti dengan logam.
3)        Kehidupan sosial budaya
Kepercayaan kepada arwah nenek moyang, karena dipercaya sangat besar pengaruhnya terhadap perjalanan hidup manusia dan masyarakatnya.